12 Januari 2022 Oleh Jlcmobil
Analis asal Jepang memprediksi Sony Group
harus menggelontorkan biaya tidak sedikit dalam mewujudkan mobil purwarupa atau
prototipe Sony Vision-S yang diperkenalkan dua tahun lalu untuk menjadi versi
produksi.
"Ini akan menjadi bisnis yang sulit
berhasil," jelas Takaki Nakanishi, analis otomotif Nakanishi Research
Institute di Tokyo, Jepang, dikutip dari CyprusMail.
Menurutnya, Tesla saja harus mengeluarkan
miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan Mobil listrik
pertamanya pada 2008.
Saat itu perusahaan mengandalkan dukungan
investor setelah sebelumnya mengalami kerugian selama bertahun-tahun.
Dengan peralihan penggunaan kendaraan ke
mobil listrik yang semakin cepat, perusahaan teknologi kemungkinan akan
membantu. Sebab mobil listrik lebih sederhana untuk dibuat daripada kendaraan
bermesin pembakaran internal.
Tetapi agar kendaraan Sony dianggap layak
jalan, perusahaan juga harus mematuhi peraturan keselamatan yang jauh lebih
ketat daripada yang diterapkan pada perangkat elektronik. Dan komponen yang
digunakan juga harus tahan terhadap kerasnya kondisi jalan.
"Sony tidak akan mampu melakukan apa
yang Tesla lakukan, rintangannya terlalu tinggi," kata Nakanishi.
Sony memang belum mengungkap bagaimana
strategi perusahaan untuk memproduksi mobil listrik pertamanya.
Namun kabarnya perusahaan telah bermitra
dengan salah satu pabrik di Austria yang dimiliki oleh pembuat suku cadang
mobil asal Kanada, Magna International. Nama ini juga memasok suku cadang untuk
BMW, Mercedes-Benz, dan Toyota.
Sony sendiri bukan satu-satunya perusahaan
teknologi yang mengembangkan bisnisnya ke industri otomotif. Nama perusahaan
raksasa teknologi lainnya seperti iPhone, dan Xiaomi juga mulai mengembangkan
mobil listrik.