18 November 2021 Oleh Jlcmobil
Meski telah menjadi kebiasaan umum, namun
menggonta-ganti merek pelumas untuk kendaraan ternyata bisa berakibat fatal.
Bahkan, jika dilakukan terus-terusan, bukan tak mungkin mesin mengalami
kerusakan. Lantas, bagaimana Federal Oil melihat hal tersebut?
Techninal Trainer PT ExxonMobil Lubricants
Indonesia (Federal Oil), Nurudin mengatakan, dalam kondisi terdesak, mengganti
merek oli sebenarnya diperbolehkan. Namun, jika itu dilakukan hanya untuk
coba-coba dan terlalu sering, maka pemilik kendaraan harus menanggung
risikonya.
“Benar bahwa enggak disarankan
menggonta-ganti merek oli untuk kendaraan. Sebab, meski base oil dan aditifnya
mungkin sama, tapi setiap merek punya komposisi berbeda-beda,” ujar Nurudin
pada program Ngovsan bersama Forwot, dikutip Kamis 14 Oktober 2021.
Lebih jauh, dia menjelaskan, kebiasaan
menggonta-ganti merek oli setiap bulan bisa memicu terjadinya kerusakan mesin.
Sebab, kandungan yang tak tercampur sempurna bisa mengakibatkan gumpalan pada
pelumas.
“Jadi kalau ganti oli kan gak dikuras
sampai benar-benar habis, masih ada sisa sedikit di komponen mesin. Nah, sisa
itu yang gak bisa bercampur sama merek baru, makanya bisa sampai ada gumpalan,”
terangnya.
Berkaca dari kenyataan tersebut, Nurudin
meminta pemilik kendaraan setia terhadap satu merek saja, alias tidak penasaran
dengan produk-produk dari pabrikan lain.
“Kalau terdesak, sekali-kali enggak
apa-apa. Tapi jangan keseringan, apalagi setiap bulan,” tegasnya.
Selain gonta-ganti merek pelumas, Nurudin
juga mengingatkan pentingnya memperbarui oli secara rutin. Menurut dia, oli
kendaraan bermotor idealnya diganti setelah menempuh 2 ribu kilometer atau
penggunaan selama dua bulan.
“Jadi, itu (pergantian oli motor) tinggal
mengikuti, mana yang sekiranya lebih dulu. Jarak atau waktu,” kata Nurudin.